Berdiri di ambang momen ini, Dhuan merasa seperti berada di depan gerbang hutan yang selama ini hanya ada dalam mimpi-mimpi panjangnya. Perjalanan ini bukan sekadar waktu yang berlalu, tetapi sebuah pendakian penuh lika-liku—kerikil tugas yang tajam, kabut ketidakpastian, dan malam-malam gelap yang sering diisi dengan kelelahan dan air mata. Namun, kini, di depan pintu ini, semua itu seakan berhenti sejenak, memberi ruang untuk mengingat betapa jauh langkah ini telah membawanya.

Sidang skripsi. Dua kata yang dulu terasa asing, kini begitu nyata. Semua perjuangan yang hampir membuatnya menyerah ternyata membawanya ke gerbang yang lebih besar dari yang pernah dibayangkan. Ini bukan sekadar akhir dari kuliah panjang, bukan pula hanya tentang toga atau ijazah. Ini adalah pintu menuju dunia baru yang penuh tantangan, di mana segala yang telah dipelajari akan diuji.

Dhuan tahu, dunia di balik pintu ini tidak akan mudah. Seperti rimba, ada keindahan, harapan, dan juga jalan panjang yang harus ditempuh. Namun, perjalanan ini bukan tentang seberapa jauh ia telah melangkah, melainkan seberapa besar keyakinannya untuk terus maju.