Penulis :
Tarisya Ramadhan, S.Kom
Prof. Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM., SMIEEE
Muhamad Yusup, S.Kom., M.Kom

Editor :
Tarisya Ramadhan, S.Kom

Tata Letak :
Ninda Lutfiani, S.Kom., M.TI

Penerbit :
Pandawan Sejahtera Indonesia

Redaksi :
Pandawan Sejahtera Indonesia
Premier Park 2 Ruko Blok B-11, Jl. Kp. Klp. Pln, Cikokol, Kec, Kota Tangerang, Banten 15117
Email: hello@pandawan.id

Distributor :
Pandawan Sejahtera Indonesia
Premier Park 2 Ruko Blok B-11, Jl. Kp. Klp. Pln, Cikokol, Kec, Kota Tangerang, Banten 15117
Email: hello@pandawan.id

Journey Gen Z Menuju Wisuda

Perjalanan skripsi Ica ini dimulai dengan begitu banyak harapan yang besar, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi terutama untuk Ayah dan Mamah yang selalu ada di belakang layar, mendukung tanpa henti. Dari awal, Ica tahu skripsi itu penting, tapi jujur, nggak pernah kepikiran bakal seberat ini. Di kepala, skripsi itu cuma tugas terakhir sebelum bisa lulus dan akhirnya wisuda. Tapi kenyataannya, jauh lebih kompleks dari yang pernah terbayang. Setiap paragraf, setiap halaman, semuanya terasa seperti proses yang nggak ada habisnya. Revisi demi revisi, rasanya kayak mendaki gunung yang curam tanpa tahu kapan sampai puncaknya.

Sering kali, malam-malam panjang dilewati sambil begadang. Laptop setia menyala, kopi panas terus mengalir, dan entah berapa banyak playlist yang udah habis didengar. Tapi meski waktu terus berjalan, rasanya solusi nggak kunjung datang. Memang benar sih, kata anak-anak Gen Z, duit habis bukan cuma buat beli kopi mahal di kafe, tapi juga langganan aplikasi-aplikasi premium yang katanya bisa bikin hidup lebih mudah. Tapi kenyataannya, solusi nggak segampang itu datang. Setiap kali satu revisi selesai, dosen pembimbing kasih revisi baru lagi, kayak nggak ada akhirnya.

Ada momen di mana semangat Ica hampir hilang total. Rasanya tenaga yang udah dikeluarkan nggak pernah cukup. Usaha udah maksimal, tapi kenapa revisinya malah makin banyak? Di titik itu, sempat terpikir, “Apa bisa sih lulus? Apa ini bakal selesai?” Pikiran-pikiran negatif itu datang tanpa diundang. Tapi setiap kali Ica ngerasa ingin menyerah, bayangan Ayah dan Mamah selalu muncul. Mereka yang selalu diam-diam ada di balik layar, memberikan semangat tanpa henti. Setiap kali Ica mau mundur, wajah mereka mengingatkan Ica untuk terus maju. Mereka nggak pernah bilang apa-apa, tapi senyum dan dukungan mereka cukup buat Ica kembali berdiri.

Meskipun hari-hari terasa berat, Mamah dan Ayah selalu berhasil menunjukkan keyakinan mereka bahwa Ica pasti bisa. Kadang, bahkan Ica sendiri nggak yakin dengan kemampuan diri, tapi mereka percaya. Dan percaya mereka itu bukan sekadar kata-kata. Itu yang bikin Ica nggak pernah benar-benar berhenti. Mamah selalu bilang, “Kamu bisa, kok, Nak,” sambil senyum yang penuh keyakinan. Sementara Ayah, meskipun nggak sering ngomong, tatapan matanya selalu kasih pesan yang sama, “Kita bangga sama kamu.”

Perjalanan menyelesaikan skripsi ini jauh lebih dari sekadar memenuhi syarat akademis buat lulus. Ini tentang bagaimana Ica bisa mewujudkan mimpi Ayah dan Mamah untuk melihat anaknya sukses, untuk membuat mereka tersenyum bangga di hari wisuda nanti. Setiap halaman skripsi yang Ica tulis, setiap revisi yang Ica kerjakan, semuanya dipenuhi dengan harapan untuk membuat mereka bangga. Skripsi ini adalah bukti nyata bahwa kerja keras, kesabaran, dan cinta bisa mengatasi semua tantangan. Dan meskipun jalannya nggak pernah mudah, Ica tahu nggak ada pilihan lain selain terus maju. Karena pada akhirnya, wisuda nanti bukan hanya kemenangan buat Ica, tapi juga buat Ayah dan Mamah, yang selalu ada di setiap langkah perjalanan ini.

Jadi, meski lelah, meski terkadang pengen nyerah, Ica terus melangkah. Semua demi mereka, demi cinta dan harapan yang mereka tanamkan dalam setiap langkah Ica. Wisuda nanti bakal jadi momen di mana semua perjuangan ini terbayar, bukan cuma buat Ica, tapi buat Ayah dan Mamah yang selalu ada di belakang layar.